Sabtu, 11 Juni 2011

Positive Self-Concept, Key to Success

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

Banyak orang beranggapan bahwa kemampuan dalam diri seseorang merupakan faktor yang paling mempengaruhi keberhasilan seseorang. Akan tetapi, fakta yang didapatkan dari penelitian Dr. Eli Ginzberg beserta tim di Amerika menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan langsung antara keberhasilan akademik dan keberhasilan hidup. Pemegang peranan penting dalam meraih keberhasilan hidup adalah konsep diri yang positif.
Konsep diri menurut Burns (1993:6) adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, pendapat orang lain mengenai diri kita, dan seperti apa yang kita inginkan. Sedangkan menurut Centi (1993:9), konsep diri tidak lain dan tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang kita harapkan. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungannya.
William D. Brooks mengatakan bahwa seseorang memiliki dua penilaian atas dirinya, yakni positif dan negatif. Dengan kata lain, ada individu yang memiliki konsep diri positif dan ada pula yang memiliki konsep diri negatif.
Tanda-tanda bagi individu yang memiliki konsep diri positif adalah: [1] Yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan optimis dalam menghadapi segala hal pasti tidak akan lari dari masalah yang sedang dihadapi. Ia selalu yakin akan kemampuannya dan percaya pasti akan ada penyelesaiannya untuk setiap masalah. [2] Merasa bahwa dirinya setara dengan orang lain. Seseorang yang memiliki kerendahan hati, tidak sombong, dan selalu menghargai siapapun. [3] Menerima pujian tanpa rasa malu. Seseorang yang menerima pujian dari orang lain dengan rasa penuh bangga terhadap dirinya sendiri, namun ia tidak menyombongkan dirinya sendiri apalagi meremehkan orang lain. Sikap tersebut sebagai bentuk penghargaannya terhadap dirinya sendiri. [4] Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Bukanlah seseorang yang egois dan mengedepankan kepentingannya sendiri. Seseorang yang peka dan menghargai perasaan orang lain meski kadang tidak sesuai. [5] Mampu mengoreksi dan memperbaiki diri sendiri. Seseorang yang selalu mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum mengintrospeksi orang lain dan mampu memperbaiki keburukan atau kekurangan yang ada dalam dirinya agar dapat diterima di lingkungannya.
Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah: [1] Peka terhadap kritik. Seseorang yang tidak tahan kritikan. Menurutnya, kritikan yang diberikan orang lain sama saja dengan menjatuhkan harga dirinya. [2] Responsif terhadap pujian. Sangat antusias dalam menerima pujian bahkan selalu berharap untuk mendapatkan pujian meskipun nantinya ia akan berpura-pura menghindari pujian yang diberikan kepadanya. [3] Bersikap hiperkritis. Tidak bisa mengungkapkan penghormatan dan penghargaan terhadap orang lain. Cenderung suka mengeluh dan meremehkan orang lain. [4] Tidak disenangi orang lain. Selalu merasa tidak disenangi dan diperhatikan orang lain sehingga ia berperilaku yang tidak disenangi sehingga sulit baginya untuk menciptakan kehangatan dan kenyamanan kepada orang lain. [5] Pesimis. Tidak memiliki ketertarikan untuk mengembangkan dirinya melalui kompetisi karena selalu berpikiran bahwa ia akan mendapatkan kekalahan. Selalu  takut untuk menghadapi kegagalan.
Dengan adanya dua konsep diri tersebut, konsep diri memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan perilaku individu karena perilaku seseorang akan sesuai dengan cara individu memandang dan menilai dirinya sendiri. Sebagai contoh dalam organisasi, seorang pemimpin apabila ia memandang dirinya sebagai seorang yang tidak bisa memimpin dan mengambil keputusan dengan baik, maka ia akan berperilaku yang menunjukkan bahwa ia bukanlah pemimpin dan pengambil keputusan yang baik. Sebelum memimpin dan mengambil keputusan, ia akan selalu ragu dengan pikirannya sendiri mengenai resiko apa yang akan muncul sehingga akhirnya hal tersebut akan menghambatnya dalam memimpin dan mengambil keputusan. Berbeda dengan seorang pemimpin yang memandang dirinya sebagai pemimpin dan pembuat keputusan yang baik. Ia akan merasa yakin dan percaya diri serta dapat menunjukkan perilaku sukses dalam menjalankan kepemimpinannya.
Seperti yang dinyatakan Rogers (Burns, 1993:353), konsep diri memainkan peranan sentral dalam tingkah laku manusia dan semakin besar kesesuaian konsep diri dengan realitas, semakin berkurang ketidakmampuan diri orang yang bersangkutan dan juga semakin berkurang perasaan tidak puasnya. Sedangkan menurut Hurlock (1990:238), konsep diri merupakan inti dari pola perkembangan kepribadian seseorang yang akan mempengaruhi sifat seseorang. Jika seseorang memiliki konsep diri yang positif, maka dalam dirinya akan berkembang sifat percaya diri, optimis, berpikiran positif, mampu melihat realitas yang ada sehingga ia mampu menampakkan perilaku dimana ia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Sedangkan jika seseorang memiliki konsep diri yang negatif, maka yang akan berkembang dalam dirinya adalah sifat tidak percaya diri, ragu-ragu, rendah diri, pesimis, sehingga ia akan tidak mampu bersosialisasi terhadap lingkungan di sekitarnya dan memiliki pemikiran-pemikiran yang buruk terhadap sesuatu.
Menurut Rakhmat (2005:104), konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Kembali lagi dalam organisasi sebagai contoh, seorang pemimpin diharapkan adalah seorang yang mampu mengoordinasikan berbagai bidang yang ada di bawahnya. Selain itu, seorang pemimpin juga dituntut untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan lembaga-lembaga lain yang ada di luar lembaga yang ia pimpin, sehingga kemampuan komunikasi interpersonalnya sangat dibutuhkan dan jika ia adalah seorang pemimpin yang memiliki konsep diri yang positif, ia akan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Sebaliknya jika pemimpin tersebut memiliki konsep diri negatif, maka ia tidak memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.
Dari penjelasan di atas, konsep diri sangat memegang peranan penting bagi seseorang dalam berperilaku. Perilaku sukses hanya dimiliki oleh orang yang memiliki konsep diri yang positif, baik dalam bidang akademis maupun organisasi. Individu yang memiliki konsep diri tersebut akan dapat merespon segala hal yang terjadi secara positif. Dengan begitu, ia akan meraih kesuksesan karena ia akan selalu berpikir positif, berani mencoba, tidak takut untuk gagal dan mampu menjadikan semua pengalamannya sebagai pelajaran yang sangat berharga.


Sumber: