Sabtu, 11 Desember 2010

Si Belang, Si Botak, dan Si Buta

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

Nabi shalallahu 'alaihi wasallam pernah menceritakan (artinya):
"Ada tiga orang dari Bani Israil menderita penyakit belang, botak, dan
buta. Allah hendak menguji mereka, maka Allah pun utus kepada mereka
Malaikat. 
Malaikat itu datang kepada si belang dan bertanya: Apakah yang paling
kamu dambakan? Si belang menjawab: Saya mendambakan paras yang tampan
dan kulit yang bagus serta hilang penyakit yang menjadikan orang-orang
jijik kepadaku. Malaikat itu pun mengusap si belang, maka hilanglah
penyakit yang menjijikkannya itu, bahkan ia diberi paras yang tampan.
Malaikat itu bertanya lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi? Si
belang menjawab: Unta. Kemudian ia diberi unta yang bunting sepuluh
bulan. Dan malaikat tadi berkata: Semoga Allah memberi barakah atas apa
yang kamu dapatkan ini.
 
Kemudian Malaikat itu datang kepada si botak dan bertanya: Apakah yang
paling kamu dambakan? Si botak menjawab: Saya mendambakan rambut yang
bagus dan hilangnya penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku
ini. Malaikat itu pun mengusap si botak, maka hilanglah penyakitnya itu,
serta diberilah ia rambut yang bagus. Malaikat itu bertanya lagi: Harta
apakah yang paling kamu senangi? Si botak menjawab: Sapi. Kemudian ia
diberi sapi yang bunting. Dan malaikat tadi berkata: Semoga Allah
memberi barakah atas apa yang kamu dapatkan ini.
 
Kemudian Malaikat itu datang kepada si buta dan bertanya: Apakah yang
paling kamu dambakan? Si buta menjawab: Saya mendambakan agar Allah
mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat. Malaikat itu pun
mengusap si buta, dan Allah mengembalikan penglihatannya. Malaikat itu
bertanya lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi? Si buta menjawab:
Kambing. Kemudian ia diberi kambing yang bunting.
Selang beberapa waktu kemudian, unta, sapi, dan kambing tersebut
berkembang biak yang akhirnya si belang tadi memiliki unta yang memenuhi
suatu lembah, demikian juga dengan si botak dan si buta, masing-masing
memiliki sapi dan kambing yang memenuhi suatu lembah. 
 
Kemudian Malaikat tadi datang kepada si belang dengan menyerupai orang
yang berpenyakit belang seperti keadaan si belang waktu itu, dan
berkata: Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di tengah
perjalanan. Sampai hari ini tidak ada yang mau memberi pertolongan
kecuali Allah kemudian engkau. Saya meminta kepadamu -dengan menyebut
Dzat Yang telah memberi engkau paras yang tampan dan kulit yang bagus
serta harta kekayaan- seekor unta untuk bekal dalam perjalanan saya. Si
belang berkata: Hak-hak yang harus saya berikan masih banyak.
Malaikat itu berkata: Kalau tidak salah saya sudah mengenalimu. Bukankah
kamu dahulu orang yang berpenyakit belang sehingga orang lain merasa
jijik kepadamu? Bukankah kamu dahulu orang yang miskin kemudian Allah
memberi kekayaan kepadamu? Si belang berkata: Harta kekayaanku ini
adalah warisan dari nenek moyangku. Malaikat itu berkata: Jika kamu
berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti keadaan semula. 
 
Kemudian Malaikat itu datang kepada si botak seperti keadaan si botak
waktu itu. Dan berkata kepadanya seperti apa yang dikatakan kepada si
belang. Si botak juga menjawab seperti jawaban si belang tadi. Kemudian
Malaikat tadi berkata: Jika kamu berdusta, semoga Allah ?
mengembalikanmu seperti keadaan semula. 
 
Kemudian Malaikat tadi mendatangi si buta dengan menyerupai orang buta
seperti keadaan si buta waktu itu dan berkata: Saya adalah orang miskin
yang kehabisan bekal di tengah perjalanan. Sampai hari ini tidak ada
yang mau memberi pertolongan kecuali Allah ? kemudian engkau. Saya
meminta kepadamu -dengan menyebut Dzat Yang telah mengembalikan
penglihatanmu- seekor kambing untuk bekal dalam perjalanan saya. Si buta
berkata: Saya dahulu adalah orang yang buta kemudian Allah mengembalikan
penglihatan saya. Maka ambillah apa yang kamu inginkan dan tinggalkanlah
apa yang tidak kamu senangi. Demi Allah, sekarang saya tidak akan
memberatkan sesuatu kepadamu yang kamu ambil karena Allah Yang Maha
Mulia. Malaikat itu berkata: Peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya
kamu itu diuji dan Allah telah ridha kepadamu dan murka kepada kedua
temanmu (si belang dan si botak)." (HR. Al Bukhari dan Muslim, hadits
ini juga disebutkan oleh Al Imam An Nawawi dalam Riyadhush Shalihin
hadits no. 65)
 
Di dalam sabda Nabi shalallahu 'alaihi wasallam yang mulia tersebut
banyak terkandung faedah dan pelajaran beharga bagi kaum muslimin.
Tidaklah Rasulullah menceritakan kisah kejadian umat terdahulu melainkan
untuk menjadi pelajaran bagi umat yang datang setelahnya.
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal." (Yusuf: 111)

4 komentar:

  1. apiiik :D
    tapi tulisane cilik banget, mbacanya susaaah. .>.<

    BalasHapus
  2. lah kalo besar, itu nanti jadinya rebek banget... gatau tu ko bisa overload tampilannya -_-"

    BalasHapus
  3. apik... tpi kok agak rendet ya?

    BalasHapus