Sabtu, 11 Juni 2011

Positive Self-Concept, Key to Success

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

Banyak orang beranggapan bahwa kemampuan dalam diri seseorang merupakan faktor yang paling mempengaruhi keberhasilan seseorang. Akan tetapi, fakta yang didapatkan dari penelitian Dr. Eli Ginzberg beserta tim di Amerika menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan langsung antara keberhasilan akademik dan keberhasilan hidup. Pemegang peranan penting dalam meraih keberhasilan hidup adalah konsep diri yang positif.
Konsep diri menurut Burns (1993:6) adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan, pendapat orang lain mengenai diri kita, dan seperti apa yang kita inginkan. Sedangkan menurut Centi (1993:9), konsep diri tidak lain dan tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang kita harapkan. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungannya.
William D. Brooks mengatakan bahwa seseorang memiliki dua penilaian atas dirinya, yakni positif dan negatif. Dengan kata lain, ada individu yang memiliki konsep diri positif dan ada pula yang memiliki konsep diri negatif.
Tanda-tanda bagi individu yang memiliki konsep diri positif adalah: [1] Yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan optimis dalam menghadapi segala hal pasti tidak akan lari dari masalah yang sedang dihadapi. Ia selalu yakin akan kemampuannya dan percaya pasti akan ada penyelesaiannya untuk setiap masalah. [2] Merasa bahwa dirinya setara dengan orang lain. Seseorang yang memiliki kerendahan hati, tidak sombong, dan selalu menghargai siapapun. [3] Menerima pujian tanpa rasa malu. Seseorang yang menerima pujian dari orang lain dengan rasa penuh bangga terhadap dirinya sendiri, namun ia tidak menyombongkan dirinya sendiri apalagi meremehkan orang lain. Sikap tersebut sebagai bentuk penghargaannya terhadap dirinya sendiri. [4] Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Bukanlah seseorang yang egois dan mengedepankan kepentingannya sendiri. Seseorang yang peka dan menghargai perasaan orang lain meski kadang tidak sesuai. [5] Mampu mengoreksi dan memperbaiki diri sendiri. Seseorang yang selalu mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum mengintrospeksi orang lain dan mampu memperbaiki keburukan atau kekurangan yang ada dalam dirinya agar dapat diterima di lingkungannya.
Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah: [1] Peka terhadap kritik. Seseorang yang tidak tahan kritikan. Menurutnya, kritikan yang diberikan orang lain sama saja dengan menjatuhkan harga dirinya. [2] Responsif terhadap pujian. Sangat antusias dalam menerima pujian bahkan selalu berharap untuk mendapatkan pujian meskipun nantinya ia akan berpura-pura menghindari pujian yang diberikan kepadanya. [3] Bersikap hiperkritis. Tidak bisa mengungkapkan penghormatan dan penghargaan terhadap orang lain. Cenderung suka mengeluh dan meremehkan orang lain. [4] Tidak disenangi orang lain. Selalu merasa tidak disenangi dan diperhatikan orang lain sehingga ia berperilaku yang tidak disenangi sehingga sulit baginya untuk menciptakan kehangatan dan kenyamanan kepada orang lain. [5] Pesimis. Tidak memiliki ketertarikan untuk mengembangkan dirinya melalui kompetisi karena selalu berpikiran bahwa ia akan mendapatkan kekalahan. Selalu  takut untuk menghadapi kegagalan.
Dengan adanya dua konsep diri tersebut, konsep diri memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan perilaku individu karena perilaku seseorang akan sesuai dengan cara individu memandang dan menilai dirinya sendiri. Sebagai contoh dalam organisasi, seorang pemimpin apabila ia memandang dirinya sebagai seorang yang tidak bisa memimpin dan mengambil keputusan dengan baik, maka ia akan berperilaku yang menunjukkan bahwa ia bukanlah pemimpin dan pengambil keputusan yang baik. Sebelum memimpin dan mengambil keputusan, ia akan selalu ragu dengan pikirannya sendiri mengenai resiko apa yang akan muncul sehingga akhirnya hal tersebut akan menghambatnya dalam memimpin dan mengambil keputusan. Berbeda dengan seorang pemimpin yang memandang dirinya sebagai pemimpin dan pembuat keputusan yang baik. Ia akan merasa yakin dan percaya diri serta dapat menunjukkan perilaku sukses dalam menjalankan kepemimpinannya.
Seperti yang dinyatakan Rogers (Burns, 1993:353), konsep diri memainkan peranan sentral dalam tingkah laku manusia dan semakin besar kesesuaian konsep diri dengan realitas, semakin berkurang ketidakmampuan diri orang yang bersangkutan dan juga semakin berkurang perasaan tidak puasnya. Sedangkan menurut Hurlock (1990:238), konsep diri merupakan inti dari pola perkembangan kepribadian seseorang yang akan mempengaruhi sifat seseorang. Jika seseorang memiliki konsep diri yang positif, maka dalam dirinya akan berkembang sifat percaya diri, optimis, berpikiran positif, mampu melihat realitas yang ada sehingga ia mampu menampakkan perilaku dimana ia mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Sedangkan jika seseorang memiliki konsep diri yang negatif, maka yang akan berkembang dalam dirinya adalah sifat tidak percaya diri, ragu-ragu, rendah diri, pesimis, sehingga ia akan tidak mampu bersosialisasi terhadap lingkungan di sekitarnya dan memiliki pemikiran-pemikiran yang buruk terhadap sesuatu.
Menurut Rakhmat (2005:104), konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Kembali lagi dalam organisasi sebagai contoh, seorang pemimpin diharapkan adalah seorang yang mampu mengoordinasikan berbagai bidang yang ada di bawahnya. Selain itu, seorang pemimpin juga dituntut untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan lembaga-lembaga lain yang ada di luar lembaga yang ia pimpin, sehingga kemampuan komunikasi interpersonalnya sangat dibutuhkan dan jika ia adalah seorang pemimpin yang memiliki konsep diri yang positif, ia akan memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Sebaliknya jika pemimpin tersebut memiliki konsep diri negatif, maka ia tidak memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik.
Dari penjelasan di atas, konsep diri sangat memegang peranan penting bagi seseorang dalam berperilaku. Perilaku sukses hanya dimiliki oleh orang yang memiliki konsep diri yang positif, baik dalam bidang akademis maupun organisasi. Individu yang memiliki konsep diri tersebut akan dapat merespon segala hal yang terjadi secara positif. Dengan begitu, ia akan meraih kesuksesan karena ia akan selalu berpikir positif, berani mencoba, tidak takut untuk gagal dan mampu menjadikan semua pengalamannya sebagai pelajaran yang sangat berharga.


Sumber:


Rabu, 29 Desember 2010

Gugun, Sobat Kecilku ^_^

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

"Siapa namamu?" tanyaku kepada bocah cilik yang sangat hiperaktif itu. Berlari kesana-kemari, polah ini polah itu. Sepertinya ia sedang mencari perhatian orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya. "Gundul" jawabnya sambil menoleh ke kanan-kiri seperti sedang mencari sesuatu. "Hah?? kok Gundul ?" tanyaku sedikit tak percaya jika itu namanya. Sambil nyengir kuda, ia mengelus-elus kepalanya yang memang tak tumbuh rambut di sana, alias gundul. Lucu ya ^_^

Oh iya, hari itu, hari Rabu siang dan kejadiannya di taman Akademos. Anak Psikologi UI pasti tahu tempat ini.. hehe. Bagi yang ingin tahu, boleh kalau mau mampir ke sini :) Pertemuan pertamaku dengan si Gundul, yang selanjutnya kupanggil ia dengan nama "Gugun" terjadi di hari Rabu siang, ketika aku akan menuju perpustakaan pusat yang letaknya lumayanlah jika harus berjalan dari Psikologi di siang hari. Pekan berikutnya, aku bertemu lagi dengan Gugun. Lagi-lagi, hari Rabu dan semenjak itu aku menjadi selalu menanti-nantikan hari Rabu di setiap mingguku. Apalagi kalau bukan untuk bertemu dengan Gugun. hehehe.. =D

Sepertinya aku sudah mulai menyukai Gugun, eh salah! karena sebenarnya aku sudah mulai menyukainya ketika awal kami bertemu (ninja) Lebih tepatnya, sepertinya ia sudah mulai menyukaiku (blush). Suatu ketika, hari Rabu, aku dan tiga orang temanku, seperti biasa, akan berjalan kaki menuju perpustakaan pusat. Yah, harus melewati dua fakultas sebelum sampai ke perpustakaan pusat. Namun, benar-benar di luar dugaanku, si Gugun, sobat kecilku itu berjalan mengikutiku ke perpustakaan pusat. Paniklah aku, karena apa? karena ia tidak mau kembali ke Psikologi. Ia terus berjalan mengikutiku hingga akhirnya kamipun harus bermain kucing-kucingan. Yang aku khawatirkan adalah ibunya yang pasti akan kebingungan mencari Gugun. Ibunya adalah seorang penjual sate padang di kantin kampus dan memang hampir setiap hari Gugun dibiarkan bermain sendiri. Itu mungkin mengapa Gugun sangat senang ketika mendapati ada seseorang yang mau bermain dengannya. Sepertinya ia kesepian karena tidak punya teman bermain. Kembali ke Gugun, aku membujuknya untuk kembali ke wilayah kampus Psikologi. Bahkan, aku sampai menggandheng tangannya dan mengantarkannya pulang. Telah kupastikan ia jauh dariku, namun ternyata ketika aku mulai berjalan meninggalkan Psikologi, ia berlari mengejarku dan ia ingin ikut bersamaku. Akhirnya, kami pun bermain kucing-kucingan karena aku tidak bisa meninggalkannya sendirian. Aku bersembunyi di balik mobil yang berjajar rapi dan ketika ia tidak menengok ke arah mobil, maka aku benar-benar akan kabur ke perpustakaan pusat. :-P

Lagi-lagi di hari Rabu.. saat itu sedang pekan Ujian Tengah Semester dan aku sedang mempelajari bahan MPKT bersama seorang kawan di musholla Psikologi. Tiba-tiba datanglah Gugun dengan menyundulkan kepala gundulnya di balik jendela musholla. Sontak konsentrasiku ke buku-buku MPKT pun hilang -sebenarnya dari awal pun aku tidak bisa fokus memahami materi yang ada di dalamnya @.@- dan akhirnya ku ajak Gugun masuk ke dalam dan sepertinya akan menyenangkan jika kami menggambar dan mewarnai bersama :-P kukeluarkan bolpoint warna-warni yang selalu ada di tempat pensilku dan selembar kertas HVS untuk Gugun. Nampaknya, ia sangat senang dengan alat-alat itu.. sibuk mencoret sana sini, menggambar apapun, abstrak. Selain menggambar, kami juga membuat kapal bersama-sama, dan ketika ia sudah mulai bosan, kumatlah hiperaktifnya itu. haduh -__-" tetapi, aku sudah tahu cara untuk membuatnya diam. Cukup berikan dia makanan, dan dia akan diam. Dengan lucu dan menggemaskannya ia menghabiskan buah semangka dengan muka cemot dan air semangka yang membasahi kerah bajunya (doh)

Hari-hari berikutnya pun tak jauh berbeda dari itu.. bermain bersama dan makan bersama,. =))
Dia dan anak-anak kecil lainnya memang sangat menggemaskan dan menyenangkan.. Bukan karena muka mereka yang menggemaskan, namun karena kepolosan dan keluguan yang ada pada mereka..

Sungguh, bermain bersama anak-anak itu sangat menyenangkan !!hehe..
Jadi kangen sama Gugun, Sobat Kecilku ^_^

*sebenarnya aku punya foto Gugun, tp karena HP ku rusak, fotonya jadi ikutan hilang :(

Sabtu, 11 Desember 2010

Si Belang, Si Botak, dan Si Buta

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

Nabi shalallahu 'alaihi wasallam pernah menceritakan (artinya):
"Ada tiga orang dari Bani Israil menderita penyakit belang, botak, dan
buta. Allah hendak menguji mereka, maka Allah pun utus kepada mereka
Malaikat. 
Malaikat itu datang kepada si belang dan bertanya: Apakah yang paling
kamu dambakan? Si belang menjawab: Saya mendambakan paras yang tampan
dan kulit yang bagus serta hilang penyakit yang menjadikan orang-orang
jijik kepadaku. Malaikat itu pun mengusap si belang, maka hilanglah
penyakit yang menjijikkannya itu, bahkan ia diberi paras yang tampan.
Malaikat itu bertanya lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi? Si
belang menjawab: Unta. Kemudian ia diberi unta yang bunting sepuluh
bulan. Dan malaikat tadi berkata: Semoga Allah memberi barakah atas apa
yang kamu dapatkan ini.
 
Kemudian Malaikat itu datang kepada si botak dan bertanya: Apakah yang
paling kamu dambakan? Si botak menjawab: Saya mendambakan rambut yang
bagus dan hilangnya penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku
ini. Malaikat itu pun mengusap si botak, maka hilanglah penyakitnya itu,
serta diberilah ia rambut yang bagus. Malaikat itu bertanya lagi: Harta
apakah yang paling kamu senangi? Si botak menjawab: Sapi. Kemudian ia
diberi sapi yang bunting. Dan malaikat tadi berkata: Semoga Allah
memberi barakah atas apa yang kamu dapatkan ini.
 
Kemudian Malaikat itu datang kepada si buta dan bertanya: Apakah yang
paling kamu dambakan? Si buta menjawab: Saya mendambakan agar Allah
mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat. Malaikat itu pun
mengusap si buta, dan Allah mengembalikan penglihatannya. Malaikat itu
bertanya lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi? Si buta menjawab:
Kambing. Kemudian ia diberi kambing yang bunting.
Selang beberapa waktu kemudian, unta, sapi, dan kambing tersebut
berkembang biak yang akhirnya si belang tadi memiliki unta yang memenuhi
suatu lembah, demikian juga dengan si botak dan si buta, masing-masing
memiliki sapi dan kambing yang memenuhi suatu lembah. 
 
Kemudian Malaikat tadi datang kepada si belang dengan menyerupai orang
yang berpenyakit belang seperti keadaan si belang waktu itu, dan
berkata: Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di tengah
perjalanan. Sampai hari ini tidak ada yang mau memberi pertolongan
kecuali Allah kemudian engkau. Saya meminta kepadamu -dengan menyebut
Dzat Yang telah memberi engkau paras yang tampan dan kulit yang bagus
serta harta kekayaan- seekor unta untuk bekal dalam perjalanan saya. Si
belang berkata: Hak-hak yang harus saya berikan masih banyak.
Malaikat itu berkata: Kalau tidak salah saya sudah mengenalimu. Bukankah
kamu dahulu orang yang berpenyakit belang sehingga orang lain merasa
jijik kepadamu? Bukankah kamu dahulu orang yang miskin kemudian Allah
memberi kekayaan kepadamu? Si belang berkata: Harta kekayaanku ini
adalah warisan dari nenek moyangku. Malaikat itu berkata: Jika kamu
berdusta, semoga Allah mengembalikanmu seperti keadaan semula. 
 
Kemudian Malaikat itu datang kepada si botak seperti keadaan si botak
waktu itu. Dan berkata kepadanya seperti apa yang dikatakan kepada si
belang. Si botak juga menjawab seperti jawaban si belang tadi. Kemudian
Malaikat tadi berkata: Jika kamu berdusta, semoga Allah ?
mengembalikanmu seperti keadaan semula. 
 
Kemudian Malaikat tadi mendatangi si buta dengan menyerupai orang buta
seperti keadaan si buta waktu itu dan berkata: Saya adalah orang miskin
yang kehabisan bekal di tengah perjalanan. Sampai hari ini tidak ada
yang mau memberi pertolongan kecuali Allah ? kemudian engkau. Saya
meminta kepadamu -dengan menyebut Dzat Yang telah mengembalikan
penglihatanmu- seekor kambing untuk bekal dalam perjalanan saya. Si buta
berkata: Saya dahulu adalah orang yang buta kemudian Allah mengembalikan
penglihatan saya. Maka ambillah apa yang kamu inginkan dan tinggalkanlah
apa yang tidak kamu senangi. Demi Allah, sekarang saya tidak akan
memberatkan sesuatu kepadamu yang kamu ambil karena Allah Yang Maha
Mulia. Malaikat itu berkata: Peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya
kamu itu diuji dan Allah telah ridha kepadamu dan murka kepada kedua
temanmu (si belang dan si botak)." (HR. Al Bukhari dan Muslim, hadits
ini juga disebutkan oleh Al Imam An Nawawi dalam Riyadhush Shalihin
hadits no. 65)
 
Di dalam sabda Nabi shalallahu 'alaihi wasallam yang mulia tersebut
banyak terkandung faedah dan pelajaran beharga bagi kaum muslimin.
Tidaklah Rasulullah menceritakan kisah kejadian umat terdahulu melainkan
untuk menjadi pelajaran bagi umat yang datang setelahnya.
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal." (Yusuf: 111)

Rabu, 08 Desember 2010

Hati yang Tertinggal

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

Waktu itu, kurang lebih pukul 19.30 WIB, empat orang gadis remaja berjalan bersamaan menuruni lantai dua sebuah gedung di daerah Depok, Jawa Barat. Selama perjalanan menuju tempat parkir motor dan halte bus, ada lah sebuah obrolan singkat, namun cukup mengena bagi salah satu di antara mereka.

W : Alhamdulillah, kita UAS cuma tiga hari lho.. tanggal 22 dah selesai. Eh, I, kamu mau balik kapan ?
I   : Wah, aku masih ga tau mau pulang ke mana dulu ..
W : Eh, tapi aku juga masih belum jelas ding, mau kapan pulangnya.. pinginnya tanggal 24 sama temen"ku yg di STAN.
F  : Kalo aku sih udah terobati, waktu pulang kemarin. Bukannya kamu sering pulang, ya Buk ? mau pulang lagi ??
I   : Iya, dirimu kan sering pulang ..
W : Hehe, iya.. tapi sayangnya waktu aku pulang kemarin, aku belum berhasil membawanya kemari. Dia masih tertinggal di sana. Hatiku masih ada di sana (menerawang kembali ke kota itu..)
H  : Wah, ragaku memang di sini tapi hatiku ada di sana, ya Mbak ?
W : Mungkin  begitu, hehe..

yah, begitulah obrolan singkat yang terjadi...
hati itu memang masih tertinggal di sana,, delapan jam waktu yang harus ditempuh dengan kereta api bisnis senja atau fajar utama atau sepuluh jam dengan kereta ekonomi bengawan. salah satu remaja itu memang kini sudah memiliki kesibukan yang baru di tempat yang baru pula. namun, ia sendiri masih merasa bahwa hatinya masih tertinggal di kota itu -dan ini bukan berarti ia tak pernah menjalani segala yang ada di sini sepenuh hati, ya- di gedung yang sudah tua dengan pohon cemara dan semangat Jayamahe yang pernah diberikan. tempat yang tidak pernah sepi dan selalu hangat. bahkan ketika salah satu remaja tersebut sudah benar-benar meninggalkan tempat itu, banyak kenangan yang kembali muncul dan benar-benar tak bisa untuk tidak mengingat-ingatnya kembali. senyum, salam, sapa, sopan, santun, dan sederhana selalu ditekankan dalam tempat itu. tidak hanya gedung tua di pojok perempatan yang sangat terkenal dengan "teladan"nya, namun juga sebuah bangunan yang megah dengan taman bermain dan selalu ramai oleh orang-orang yang bersembahyang di dalamnya, orang-orang yang duduk dalam sebuah majelis untuk menuntut ilmu, yang berada di tengah-tengah kota (anggap saja tengah kota). di sana gadis itu mendapatkan banyak ilmu, teman baru, bahkan teman lama pun ia temukan di sana. banyak hal yang ingin ia lakukan di keduanya, namun sungguh Allah telah memilihkan jalan untuknya. tetapi, tak dapat ia pungkiri, meskipun jarak tersebut sangat jauh ia tak pernah berkeberatan untuk selalu berusaha kembali, meskipun sering kali ia pulang untuk mengunjunginya, ia selalu mengharapkan kepulangan yang berikutnya. hal tersebut karena hati itu masih tertinggal di sana.. benar-benar masih tertinggal di sana.

Selasa, 23 November 2010

Sakura

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

ia begitu berbeda..
ia begitu bersahaja..

namun..
cobalah lihat ketika ia bersama yang lain,
ia tampak begitu indah dan anggun.

ia tergantung di dahan-dahan..
menghiasi taman-taman..
jalan kota, bahkan tepian sungai..
berlomba-lomba menampakkan keindahannya.

sungguh mereka tampak lebih indah ketika bergerombol.

Sakura memang tampak lebih indah ketika ia bergerombol, satu dengan yang lain.
Tak hanya Sakura, kita pun seperti itu. Apalah artinya jika kita memiliki kebaikan namun hanya ada pada diri kita sendiri ?
Hidup hanya seorang diri ? Sungguh kita tidak akan memiliki arti apa-apa jika kita hanya hidup seorang diri.
Sakura melambangkan kebersamaan dan kekompakan. Sakura sungguh terlihat sangat indah ketika mereka "berjama'ah" seperti halnya manusia dan juga perintah Allah kepada hamba-hambaNya “Dan berpegang teguhlah kalian pada tali agama Allah dan janganlah kalian bercerai berai”  dan juga “dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah,”'

Selain itu, Sakura mengingatkan kepada kita mengenai kefanaan atau ketidakabadian. Hidup ini hanyalah sementara, seperti halnya umur bunga sakura. Dan dengan waktu yang kita miliki, kita harus menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Melakukan Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku lalu bersabda, “Jadilah engkau hidup di dunia seperti orang asing atau musafir (orang yang bepergian).” Lalu Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu menyatakan, “Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah menunggu hingga pagi hari. Dan apabila engkau berada di pagi hari maka janganlah menunggu hingga sore hari. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Dan pergunakanlah hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al- Bukhariy no.6416)

Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari setangkai bunga, Sakura.

Allahu a'lam

Selasa, 16 November 2010

Malam Takbiran

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

*sebelumnya, lagi-lagi menunda pekerjaan.. masih banyak tugas yang harus diselesaikan tapi saat ini saya sedang ingin berbagi melalui corat-coret diselembar note ini :D*

Sore tadi, eh maghrib ding.. sekitar pukul 18.15 WIB saya meninggalkan kampus Psikologi, setelah acara PDKM. Berjalan dengan tergesa-gesa (kalo kata dosen pemahaman diri di materi menejemen stress, saya masuk tipe A selalu berkejaran dengan waktu. pengennya cepeet aja :P) menuju tepian jalan Margonda yang selalu ramai @.@ kalo di Jogja, bayangkan saja sepanjang jalan Ahmad Dahlan atau jalan Malioboro.. karena ingin cepat rumah, saya memilih angkot yang paling cepat nyampe di depan saya, yaitu D11. sepanjang perjalanan menuju rumah, saya benar-benar merasa kehilangan feel  malam Idul Adha. Entah mengapa, karena mungkin ramainya jalan dengan kendaraan yang lalu lalang seperti hari-hari biasa dan lagi tidak terdengar kumandang takbir disepanjang jalan kecuali dari mall-mall yang ada di sepanjang Margonda sampai terminal. Dalam keheningan angkot (karena hanya ada saya dan supir angkot) saya kembali teringat dengan rutinitas menjelang malam takbiran ketika di kota dulu.. (Kota Yogyakarta :D) ribut ngurusi takbir keliling, mengatur anak-anak untuk persiapan keliling kampung. Bersama teman-teman remaja masjid, menata barisan menggotong properti-properti yang sudah disiapkan dan pastinya aroma wangi si sapi dan si kambing menjadi perbedaan antara takbir keliling saat Idul Fitri dengan Idul Adha. hehehe.. siapa merasa bau kambing atau sapi ?? :P

Flashback itu sempat terpotong karena saya tersadar, saya sudah berada dekat dengan polsek depok. Sudah saatnya saya turun dan oper D10 karena saya bertempat tinggal di Kalimulya, Cilodong dan itu satu-satunya angkot yang lewat daerah itu .. ohh D10, aku padamu :* akhirnya, datang juga sang pujaan hati. D10. Masuklah saya ke dalamnya dan lagi-lagi kembali bernostalgila.. eddeh. Suasana yang saya rasakan sungguh amat berbeda, walaupun saat ini di samping rumah ada bapak-bapak yang mengumandangkan takbir, tetap saja saya rindu akan adik-adik.. menertibkan mereka di jalanan sampe guemess nggak karuan, bawa lampion, takbir bersama.. aiih, indah menyenangkan sekali. Disini ternyata tidak ada takbir keliling. Hanya stand by di masjid dan bertakbir bersama.. sayang sekali, pasti asyik jika bisa berkeliling kampung sambil membawa lampion dan bertakbir bersama..

Besok saya diajak untuk melakukan kurban di MUI, membantu kegiatan pemotongan dan pendistribusiannya mungkin. Ingin sekali rasanya berada di sana. Setidaknya hal itu bisa mengobati dan menggantikan kegiatan yang biasa saya lakukan bersama teman-teman di Kota, Kota Yogyakarta. (cozy) (cozy)
Sayyidina Ali RA berkata, "Apabila seorang hamba telah berqurban, setiap tetesan darah qurban itu akan menjadi penebus dosanya di dunia dan setiap rambut dari qurban itu tercatat sebagai satu kebajikan baginya"
sudah berkurban ? ^^

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, Laa illa ha illallahu akbar.. Allahu akbar wa lilla ilham ..